Aku
takut pada surya
Tidak ada yang lebih mengesankan buatmu selain membuat ku
menangis selamam suntup. Dari katamu dari sikapmu dari perlakuanmu, aku sedikit
paham apa maksudmu. Ingin menjadikanku wanita kuat yang hebat.
Kau yang jauh di sana tak akan pernah menyadari bahwa ada tangisan seorang wanita tiap malam yang hanya merenungi sikapmu. Iya.. wanita yang setiap malam nya hanya memendam rasa sakit dalam tangis. Sadarkah kau? Tidak sedikitpun aku kau lihat saat aku tengah memandangmu lewat foto fotomu di handpone.
Kau yang jauh di sana tak akan pernah menyadari bahwa ada tangisan seorang wanita tiap malam yang hanya merenungi sikapmu. Iya.. wanita yang setiap malam nya hanya memendam rasa sakit dalam tangis. Sadarkah kau? Tidak sedikitpun aku kau lihat saat aku tengah memandangmu lewat foto fotomu di handpone.
Tak pernah kau tahu MATA ku yang tiap kali sembab dan
berkantong, tak pernah kau tahu aku slalu tidak bisa lelap kala mengingatmu.
Memendam, diam dan menyimpannya rapat rapat dalam ingatan.
Aku tak pernah benar benar tertawa lepas, aku hanya bersembunyi lewat senyum ku, aku hanya bersembunyi lewat sandiwaraku. Jujur atas perbuatanmu keadaanku semakin parah, mata ku yang tiap kali sembab slalu membuatku takut untuk menatap seseorang di sekelilingku.
Tahukan kau, pria melankolis yang pernah ku kenal, pria humoris yang asik walau perkataanmu menyayat hati. Aku takut tiap kali bangun dan sudah ada sinar matahari yang menyinari mataku, mataku sakit, terasa pedas dan membuat kepalaku pusing.
Tidak akan mudah hidup dalam tangisan, memendam dan hanya meluapkan lewat ketikan jemari seperti ini. Kau baca atau tidak kau lihat atau tidak yang jelas ini untukmu, pria melankoli.
Yang jelas karenamu aku semakin kuat jalani hariku, semakin kuat jadi wanita hebat. Walau tiap hari aku yang harus sembunyi dari matahari
Aku tak pernah benar benar tertawa lepas, aku hanya bersembunyi lewat senyum ku, aku hanya bersembunyi lewat sandiwaraku. Jujur atas perbuatanmu keadaanku semakin parah, mata ku yang tiap kali sembab slalu membuatku takut untuk menatap seseorang di sekelilingku.
Tahukan kau, pria melankolis yang pernah ku kenal, pria humoris yang asik walau perkataanmu menyayat hati. Aku takut tiap kali bangun dan sudah ada sinar matahari yang menyinari mataku, mataku sakit, terasa pedas dan membuat kepalaku pusing.
Tidak akan mudah hidup dalam tangisan, memendam dan hanya meluapkan lewat ketikan jemari seperti ini. Kau baca atau tidak kau lihat atau tidak yang jelas ini untukmu, pria melankoli.
Yang jelas karenamu aku semakin kuat jalani hariku, semakin kuat jadi wanita hebat. Walau tiap hari aku yang harus sembunyi dari matahari
Semakin kau buat ku menangis, semakin giat-giatnya aku menulis..
Komentar
Posting Komentar